AL’ILMU
Mukodimah.
QS.
17/36 : Larangan mengikuti suatu perkara amal tanpa dilandasi
dengan ilmu pengetahuan.
Pengertian
ilmu.
*Ketika mendengar kata
ILMU, terbersit di hati kita tentang PENGETAHUAN. Ilmu=pengetahuan, ilmu ya
pengetahuan.
*Semua aktivitas yang kita lakukan berdasarkan ilmu,
ilmu adalah dasar dari hidup kita.
*Coba deh bayangin kalo hidup kita tanpa ilmu, apa
yang akan kita lakukan? apa yang ingin kita lakukan? apa yang harus dilakukan?
*Contoh kecil, kamu mau keluar rumah.. sementara pintu
tertutup malah terkunci. apa yang akan kamu lakukan? pasti! mencari kunci,
kunci yang gimana? yang cocok dong. Terus? ya entengnya tuh kunci diputer2 ke
pintunya, lah.. terus dorong atau ga tarik. klir? yah, sekarang kamu bisa
keluar rumah tentunya kalo kunci pintunya dan cara membukanya sesuai.
*Hal sekecil itu yang bahkan sepele, tapi kalo kamu ga
punya bekal atau ilmunya ya mungkin kamu bakal bertindak sekarep dewek
alias semau mu. mungkin kamu gobrak2 tuh pintu, tendang2, tinju2 bahkan lebih
parahnya kamu pake benda keras buat ngebuka pintu sampe rusak dan jebol
Eiits,.. Dalam tulisan ini saya ga
ngebahas soal ilmu hitam, loh -_-
hokkkeh deh, pengertian ilmu (bukan ilmu
hitam!) dibagi jadi 2..
1. Secara
bahasa.
Mengetahui, mempelajari, memahami (‘Alima – Ya’lamu –
‘Ilmaan).
2. Secara
istilah.
Ilmu itu adalah penjelasan terhadap sesuatu hal yang
tidak di ketahuinya sehingga dapat dimengerti / dipahami.
Dan
panduan komplit plit plit ilmu itu ada di Qur'an. Mau nyari apa?
Ilmu tentang Warisan? ada! Q.S. An-Nisa’ ayat 11:
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Kesimpulannya
itu gini nih:
*Bagian
anak perempuan:
1/2
kalo cuma seorang
2/3
kalo dua orang atau lebih
'ushubah (sisa) kalo sama anak laki-laki
*Bagian anak laki-laki:
'ushubah (sisa), dua kali lebih besar dari anak perempuan
*Bagian ibu:
1/6 kalo yang meninggal punya anak atau dua orang saudara atau lebih
1/3 kalo yang meninggal punya anak dan tidak punya dua orang saudara atau lebih
1/3 dari sisa (dalam masalah gharrawain yang ahli warisnya terdiri dari suami atau isteri, ibu, dan bapak)
*Bagian bapak:
1/6 kalo yang meninngal punya anak laki-laki
'ushubah (sisa)kalo yang meninggal tidak punya anak laki-laki
'ushubah (sisa) kalo sama anak laki-laki
*Bagian anak laki-laki:
'ushubah (sisa), dua kali lebih besar dari anak perempuan
*Bagian ibu:
1/6 kalo yang meninggal punya anak atau dua orang saudara atau lebih
1/3 kalo yang meninggal punya anak dan tidak punya dua orang saudara atau lebih
1/3 dari sisa (dalam masalah gharrawain yang ahli warisnya terdiri dari suami atau isteri, ibu, dan bapak)
*Bagian bapak:
1/6 kalo yang meninngal punya anak laki-laki
'ushubah (sisa)kalo yang meninggal tidak punya anak laki-laki
mau ilmu apa
lagi? Sejarah! wiih, Jagonya! banyak kisah-kisah/ sejarah2 yang dicantumkan
dalam Qur'an. Saya ambil 1 deh.. Qs. Hud ayat 44
disebutkan bahwa bahtera Noah terdampar di atas gunung Istawa Judi yang berada
di Turki. Berikut ayatnya:
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan
hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun
diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan:
"Binasalah orang-orang yang zalim ." (Q.S. Hud:44)
Dan menurut
penelitian arkeologi di sekitar kawasan Gunung Istawa Judi, ada sebuah benda
berbentuk perahu dengan ukuran yang sama seperti gambaran bahtera Noah. Berikut
ini gambarnya:
Dan masih banyaak lagi.. karenaaa Ilmu itu adalah
kitab Allah (Al-Qur’an).
Kewajiban
menuntut ilmu.
· QS. 96/1 & 3 : Perintah untuk membaca.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
"Bacalah dengan (menyebut) nama
Rabb-mu Yang menciptakan," – (QS.96:1)
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
"Bacalah, dan Rabb-mulah Yang
Paling Pemurah," – (QS.96:3)
· QS. 47/19 : Perintah untuk mengetahui bahwa tiada ilah kecuali
Alloh.
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya
tidak ada Ilah (sesembahan, Rabb) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu
dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (QS. 47:19)
· QS. 2/31 : Nabi adam dibekali
ilmu pengetahuan.
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. 2:31)
· Hadits
Nabi Riwayat H.R. Ibnu Majah no. 220
- طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Dari Anas bin malik R.A ia berkata :
Bersabda Rosululloh SAW :
“Menuntut ilmu (belajar) adalah kewajiban setiap
muslim.”
Fungsi
ilmu.
· QS. 22/54 : Sebagai landasan ilmu.
وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
dan agar orang-orang yang telah diberi
ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka
beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi
Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
Keimanan
harus berlandaskan ilmu tidak boleh berperasangka / menduga–duga.
10/36.
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali
persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk
mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan.
· QS. 17/36 : Sebagai
landasan amal.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
- "مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ عَلَّمَهُ اللهُ مَا لَمْ يَعْلَمْ."
“Barang
siapa yang beramal berdasarkan ilmu pengetahuan niscaya Alloh akan mengajarkan
sesuatu yang belum ia ketahui.”
(H.R. Ad-Dairami, Kitab Al-Mukoddimah, no:384)
Kedudukan
orang yang berilmu.
QS.
58/11 : Ditinggikan derajatnya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS.
39/9 : Mempunyai perbedaan dengan orang lain.
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.
Keutamaan
menuntut ilmu.
· QS. 3/7 : Dapat mengambil
pelajaran dari Al-Qur’an.
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al
Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah
pokok-pokok isi Al qur´an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah
untuk mencari-cari ta´wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta´wilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan
kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal.
· QS. 13/36 : Diberi kemudahan
memahami Alloh.
وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَفْرَحُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ ۖ وَمِنَ الْأَحْزَابِ مَنْ يُنْكِرُ بَعْضَهُ ۚ قُلْ إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا أُشْرِكَ بِهِ ۚ إِلَيْهِ أَدْعُو وَإِلَيْهِ مَآبِ
Orang-orang yang telah Kami berikan
kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di
antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang
mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah
untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya
kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali".
· QS. 35/19 : Dapat memahami perumpamaan.
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan
orang yang melihat.
· QS. 35/28 : Menumbuhkan rasa takut
(khouf) kepada Alloh.
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Dan demikian (pula) di antara manusia,
binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.
- "مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ."
Dari Anas bin malik R.A. berkata : Telah bersabda Rosululloh
SAW :
“Barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu
Maka ia berada dijalan Alloh sampai ia kembali
pulang.”
(HR. At-Tirmidzi, Kitab Ilmi, no. 2571)
· Dimudahkan jalan masuk surga. Hadits Nabi SAW.
"مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إلَى الْجَنَّةَ."
Barang siapa yang menempuh suatu jalan
Untuk mencari ilmu niscaya Alloh akan memudahkan
Baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim, Kitab Dzikir, no. 4867)
Wallohu’alam